Mau pake baju apa nih? Sebagai seorang Cancer, ini pertanyaan menyebalkan dan menggairahkan buat saya setiap malam ketika mempersiapkan kegiatan besok. Kerempongan memilih baju terbayar ketika keluar rumah dengan perasaan nyaman dan percaya diri.
Girls dress for occasion, katanya. Artinya kami punya berbagai tipe baju untuk acara-acara berbeda. Ke kantor ga mungkin pake kaos, ke dapur ga usah pake blazer, ke pantai ya pake sepatu pantai, dll. Nah, kalau ke museum gimana?
Kemaren saya menyempatkan diri mengunjungi pameran Yayoi Kusama di Museum Macan. Singkat cerita, artis ini adalah ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) yang menyalurkan pemaknaannya dalam bentuk karya seni. Anehnya bisa bikin orang wow. Ini yang bikin dia beda. ODGJ sih banyak, tapi yang bisa bertahan hidup dan menghasilkan karya seni-yang menguntungkan- ada berapa banyak, coba?
Sebelumnya saya belum pernah dengar tentang oma pelukis dan pemahat ini. Ternyata beliau sudah eksis sejak tahun 70-an. Umurnya aja udah 89 (dan masih sakit). Singkat cerita, keanehannya ini jadi sensasi, yang terbukti dari membludaknya pengunjung museum macan meskipun pamerannya baru dibuka tanggal 12 Mei lalu.
Selain lukisan jaring dan polkadot, Oma Yayoi juga membuat instalasi penuh titik. Salah satunya adalah infinity room "heart of rainbow" yang penuh bola lampu aneka warna. Setiap pengunjung diberi waktu 40 detik untuk memasuki ruang segi empat yang lantainya dikelilingi air. Kemudian ada juga Infinity Mirror "The Spirits of the Pumpkins Descended into the Heavens" yang antriannya bikin balik badan.
Karya-karya Yayoi Kusama dibagi 2: bewarna cerah dan tanpa warna (BW). Pengunjung museum ini kebanyakan berasal dari kalangan menengah, karena tiketnya tidak bisa dibilang murah (kalau dibandingkan dengan museum pemerintah). Gak heran muka-muka Kpopper nongol di sana sini, bahkan banyak yang gaya pakaiannya mirip sama karya si Oma.
Lukisannya yang unik mengundang pengunjung untuk mengabadikan, bukan hanya karya tapi juga diri mereka. Jadilah saya harus berhati-hati berjalan di antara mereka yang sibuk selfie atau foto bersama di depan setiap karya.
Ini jelas bikin pengunjung jelata macam saya terbagi konsentrasinya: antara mau lihat pameran atau pengunjungnya. Serius khawatir liat mbak-mbak pake high heels dekat patung atau ngelipet-lipet kaki demi motoin temennya...gak keseleo, mbak? Saya geraaaaaaaah.
Ke museum doang, boleh nyantai dong. Masuknya aja ga boleh bawa tas, kalau purse bolehlah. Mau mandangin lukisan satu demi satu kan perlu alas kaki yang nyaman. Untuk kegiatan semacam ini sepatu kets udah paling top dah! Tambah baju yang nyaman dan ga perlu narik-narik tali beha. eh?
Yah, bukan urusan saya sih mereka mau pake baju apa. Tapi, kalau dandanannya ribet dan bisa membahayakan orang lain dan koleksi yang dipamerkan, tentu kita harus ikut peduli.

0 Comments